Thursday 27 June 2013

Munajat di bulan Sya'ban

Munajat ini adalah munajat Imam Ali bin Abi Thalib (sa) di bulan Sya’ban. Dianjurkan untuk dibaca selama di bulan Sya’ban. Terjemahannya, antara lain:

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah sampaikan salawat kepada Rasulullah dan Keluarganya


Dengarlah doaku, ketika aku berdoa pada-Mu
Dengarlah seruanku, ketika  aku menyeru-Mu
Hampiri daku, ketika aku memanggil-Mu

Aku telah lari menuju-Mu
berhenti di hadapan-Mu
bersimpuh pada-Mu, berserah diri pada-Mu
mengharapkan pahalaku dari hadirat-Mu

Engkau ketahui apa yang ada dalam diriku
Engkau kenali segala keperluanku
Engkau arif akan apa yang tergetar dalam hatiku
Tak tersembunyi bagi-Mu urusan kepulangan dan kembaliku
dan apa yang ingin aku ungkapkan semuanya dari mulutku
dan aku ucapkan dengan keinginanku dan mengharapkannya untuk hari akhirku.

Sudah berlaku ketentuan-Mu padaku duhai Junjunganku
 apa yang terjadi padaku sampai akhir umurku
baik yang tersembunyi maupun yang tampak padaku;
di tangan-Mu bukan di tangan selain-Mu
kelebihanku dan kekuranganku, manfaatku dan madaratku.

Tuhanku, jika sekiranya Engkau menahan rezekiku, maka siapa lagi yang akan memberikan rizki padaku. Jika Engkau mengabaikan aku maka siapa lagi yang akan membelaku.

Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari marah-Mu dan terlepasnya murka-Mu
Tuhanku, jika aku tidak layak memperoleh kasih-Mu, Engkau sangat layak untuk memberikan anugrah kepadaku dengan keluasan karunia-Mu

Tuhanku, seakan diriku telah tersungkur di hadapan-Mu
dan sebaik-baiknyakepasrahaku padaMu telah menaungi aku
lalu Engkau berkata apa yang layak Engkau katakan dan Kau liputi aku dengan ampunan-Mu

Tuhanku, jika Engkau ampuni aku siapa lagi yang lebih pantas melakukannya salain-Mu Jika sekiranya ajalku sudah dekat, tetapi amalku tidak mendekatkanku kepadaMu
maka telah aku jadikan pengakuan dosa ini sebagai wasilahku kepada-Mu

Tuhanku, aku telah berbuat zalim dalam memandang diriku
Celaka sudah diriku, jika saja Engkau tidak mengampuninya

Tuhanku, tidak henti-hentinya kebaikan-Mu mengalir padaku hari-hari hidupku,
maka jangan putuskan kebaikan-Mu padaku pada hari kematianku

Tuhanku, bagaimana mungkin aku berputus asa pada pandangan baikku kepada-Mu
setelah kematianku
 padahal Engkau tidak memberikan kepadaku selain yang indah saja dalam hidupku

Tuhanku, perlakukanlah aku apa yang Engkau layak melakukannya
Kembalilah padaku dengan karunia-Mu yang Kauberikan kepada pendosa yang sudah dipenuhi kebodohannya

Tuhanku, jika telah Kaututupi dosa-dosaku di dunia
padahal aku sangat memerlukan penutupan pada hari akhirat nanti
karena Engkau tidak menampakkannya di hadapan orang-orang yang saleh
maka jangan mempermalukan aku pada hari kiamat di hadapan para saksi

Tuhanku, anugrah-Mu meluaskan harapku
maaf-Mu lebih utama dari amalku
Tuhanku, bahagian aku ketika berjumpa dengan-Mu pada hari kautetapkan keputusan di antara hamba-hamba-Mu

Tuhanku, permohonan maafku kepada-Mu
adalah permohonan seseorang yang sangat memerlukan penerimaan permohonannya Terimalah permohonan maafku
 Wahai yang paling pemurah untuk dimohonkan oleh para pendosa

Tuhanku, janganlah kautolakkan keperluanku
 jangan Kausia-siakan kedambaanku
jangan kau putuskan dari-Mu harapanku dan cita-citaku

Tuhanku, sekiranya Engkau ingin menjatuhkan aku, tentulah Engkau tidak memberikan petunjuk kepadaku
sekiranya Engkau ingin mempermalukanku,
tentulah Engkau tidak menyelamatkan daku

Tuhanku, tak pernah aku mengira Engkau akan menolak keperluan yang untuk
memperolehnya dari sisi-Mu telah kuhabiskan seluruh umurku.

Tuhanku, bagi-Mu segala sanjung dan puja, selama-lamanya,
sanjugan yang kekal abadi, berlansung terus,
bertambah dan tak pernah habis, sanjung-puja seperti yang Engkau cintai dan Engkau ridhai.

Tuhanku, jika Engkau menuntutku karena kesalahanku,
aku akan menuntut-Mu dengan maaf-Mu
 jika Engkau menuntutku dengan dosaku,
aku akan menuntut-Mu dengan ampunan-Mu
jika Engkau memasukkan aku ke dalam neraka,
aku akan memberitahukan kepada para penghuninya bahwa aku mencintai-Mu

Tuhanku, jika amalku kecil di samping ketaatanku padamu,
kedambaanku besar di samping harapanku kepada-Mu


Tuhanku, bagaimana mungkin aku kembali dari hadirat-Mu dengan tangan hampa yang Kautolakkan,
 padahal sangka baikku akan anugrah-Mu
pastilah mengembalikanku dengan keselamatan dan rahmat-Mu yang Kaucurahkan.

اِلَهِى وَقَدْ اَفْنَيْتُ عُمْرِي فِي شِرَّةِ السَّهْوِ عَنْكَ، وَاَبْلَيْتُ شَبَابِي فِي سَكْرَةِ التَّبَاعُدِ مِنْكَ،
Ilâhî wa qad afnaytu ‘umrî fî syirratis sahwi ‘anka, wa ablaytu syabâbî fî sakratit tabâ’udi minka.

Tuhanku, sudah aku habiskan umurku tengelam dalam kelalaian kepada-Mu;
telah aku hancurkan kemudaanku dalam kemabukan keterasingan dari-Mu.

اِلَهِى فَلَمْ اَسْتَيْقِظْ اَيَّامَ اغْتِرَارِي بِكَ وَرُكُونِي اِلَى سَبيلِ سَخَطِكَ
Ilâhî falam astayqazhu ayyâmaghtirârî bika wa rukûnî ilâ sabîli sakhatika.
Tuhanku, maka aku tidak bangun dari hari-hari ketertipuanku
dan keterperosokanku pada jalan kemurkaan-Mu.

اِلَهِى وَاَنَا عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ قَائِمٌ بَيْنَ يَدَيْكَ، مُتَوَسِّلٌ بِكَرَمِكَ اِلَيْكَ
Ilâhî wa anâ ‘abduka wabnu ‘abdika qâimun bayna yadayka, mutawassilun bikaramika ilayka.

Tuhanku, inilah aku hamba-Mu anak hamba-Mu menghadap-Mu
bertawasul kepada-Mu dengan kemurahan-Mu.

اِلَهِى اَنَا عَبْدٌ اَتَنَصَّلُ اِلَيْكَ، مِمَّا كُنْتُ اُوَاجِهُكَ بِهِ مِنْ قِلَّةِ اسْتِحْيَائِي مِنْ نَظَرِكَ، وَاَطْلُبُ الْعَفْوَ مِنْكَ اِذِ الْعَفْوُ نَعْتٌ لِكَرَمِكَ
Ilâhî ana ‘abdun atanashshalu ilayka, mimmâ kuntu uwâjihuka bihi min qillatistihyâî min nazharika, wa athlubul ‘afwa minka idzil ‘afwu na’tun likaramika.

Tuhanku, akulah seorang hamba yang meninggalkan segala keadaan duka ketika menghadap-Mu dengan sedikitnya rasa maluku akan pandangan-Mu; aku mencari ampunan dari-Mu, karena ampunan adalah sifat kemurahan-Mu.

اِلَهِى لَمْ يَكُنْ لِي حَوْلٌ فَانْتَقِلَ بِهِ عَنْ مَعْصِيَتِكَ اِلاَّ فِي وَقْتٍ اَيْقَظْتَنِي لِمَحَبَّتِكَ، وَكَمَا اَرَدْتَ اَنْ اَكُونَ كُنْتُ، فَشَكَرْتُكَ بِاِدْخَالِي فِي كَرَمِكَ، وَلِتَطْهِيرِ قَلْبِي مِنْ اَوْسَاخِ الْغَفْلَةِ عَنْكَ
Ilâhî lam yakunlî hawlun fantaqila bihi ‘an ma’shiyatika illâ fî waqtin ayqazhtanî limahabbatika, wa kamâ aradtu an akûna kuntu, fasyakartuka bi-idkhâlî fî karamika, wa litathhîri qalbî min awsâkhil ghaflati ‘anka.

Tuhanku, aku tidak punya kekuatan untuk meninggalkan maksiatku kepada-Mu kecuali pada waktu Engkau bangunkan aku untuk mencintai-Mu. Dan sebagaimana Engkau inginkan aku untuk menjadi aku seperti sekarang ini, maka aku bersyukur kepada-Mu.karena Engkau telah memasukkan aku dalam anugrah-Mu dan karena Engkau telah membersihkan hatiku dari noda kelalaian pada-Mu.

اِلَهِى اُنْظُرْ اِلَيَّ نَظَرَ مَنْ نَادَيْتَهُ فَاَجَابَكَ، وَاْستَعْمَلْتَهُ بِمَعونَتِكَ فَاَطَاعَكَ، يَا قَرِيبًا لاَ يَبْعُدُ عَنِ المُغْتَرِّ بِهِ، وَيَا جَوَادًا لاَ يَبْخَلُ عَمَّنْ رَجَا ثَوَابَهُ
Ilâhî unzhur ilayya nazhara man nâdaytahu fa ajâbaka, wasta’maltuhu bima’ûnatika fa athâ’aka, yâ qarîban lâ yab’udu ‘anil mughtarri bhi, yâ jawâdan lâ yabkhalu ‘amman raja tsawâbahu.

Tuhanku, pandanglah daku
seperti Engkau memandang orang yang Kau panggil dia
lalu dia menjawab panggilan-Mu
yang Kau bimbing dia dengan bantuan-Mu lalu ia mantaati-Mu
Wahai Yang Dekat dan tidak menjauh dari orang yang kebingungan karenanya
Wahai Yang Pemurah tidak bakhil kepada siapapun yang mengharapkan pahalanya

اِلَهِى هَبْ لِي قَلْبًا يُدْنِيهِ مِنْكَ شَوْقُهُ، وَلِسَانًا يُرْفَعُ اِلَيْكَ صِدْقُهُ، وَنَظَرًا يُقَرِّبُهُ مِنْكَ حَقُّهُ
Ilâhî hablî qalban yudnîhi minka syawquhu, wa lisânan yurfa’u ilayka shidqihu, wa nazharan yuqarribuhu mnka haqquhu.

Tuhanku, anugrahkan kepadaku hati yang kerinduannya mendekatkannya kepada-Mu
dan lidah yang ketulusannya mengankatnya kepada-Mu
dan padangan yang kebenarannya mendekatkanya pada-Mu

اِلَهِى إنَّ مَنْ تَعَرَّفَ بِكَ غَيْرُ مَجْهُولٍ، وَمَنْ لاَذَ بِكَ غَيْرُ مَخْذُولٍ، وَمَنْ اَقْبَلْتَ عَلَيْهِ غَيْرُ مَمْلُولٍ
Ilâhî inna man ta’arrafa bika ghayra majhûlin, wa man lâdza bika ghayra makhdzûl, wa man aqlabta ‘alayhi ghayra mamlûl.

Tuhanku, sungguh orang yang mengenal-Mu tidak akan diabaikan
yang berlindung kepada-Mu tidak akan dilalaikan
dan orang yang Kau hampiri tidak akan dibiarkan

اِلَهِى اِنَّ مَن انْتَهَجَ بِكَ لَمُسْتَنِيرٌ، وَاِنَّ مَنِ اعْتَصَمَ بِكَ لَمُسْتَجِيرٌ، وَقَدْ لُذْتُ بِكَ
Ilâhî inna manintahaja bika lamustanîr, wa inna man’tashama bika lamutajîr, wa qad ludztu bika.
Tuhanku, sesungguhnya orang yang mengambil jalan-Mu
 akan mendapat pencerahan
orang yang berpegang kepada-Mu akan memperoleh perlindungan
Sungguh aku telah berlindung kepada-Mu

يا اِلَهِى فَلاَ تُخَيِّبْ ظَنّي مِنْ رَحْمَتِكَ، وَلاَ تَحْجُبْنِي عَنْ رَأفَتِكَ
Yâ Ilâhî falâ tukhayyib zhannî min rahmatika, wa lâ tahjubnî ‘an rahmatika.
Duhai Tuhanku, janganlah Kau sia-siakan
sangkaku akan kasih sayang-Mu
 jangan Kau halangi aku dari santunan-Mu

اِلَهِى اَقِمْنِي فِي اَهْلِ وِلاَيَتِكَ مَقَامَ مَنْ رَجَا الزِّيادَةَ مِنْ مَحَبَّتِكَ
Ilâhî aqimnî fî ahli wilâyatika maqâma man rajaz ziyâdata min mahabbatika.
Tuhanku, tempatkan daku di antara para kekasih-Mu
pada tempat orang yang mengharapkan tambahan kecintaan-Mu

اِلَهِى وَاَلْهِمْنِي وَلَهًا بِذِكْرِكَ اِلَى ذِكْرِكَ، وَهَمَّتِي فِي رَوْحِ نَجَاحِ اَسْمَائِكَ وَمَحَلِّ قُدْسِكَ
Ilâhî wa alhimnî bidzikrika ilâ dzikrika, wa hammanî fî rawhi najâhi asmâika wa mahalli qudsika.

Tuhanku, ilhamkan kepadaku kerinduan
untuk berzikir kepada-Mu setelah berzikir kepada-Mu
Ilhamkan kepadaku keinginan untuk berada pada suka cita
kebahagiaan asma-Mu dan tempat kesucian-Mu

اِلَهِى بِكَ عَلَيْكَ إلاَّ اَلْحَقْتَنِي بِمَحَلِّ اَهْلِ طَاعَتِكَ، وَالْمَثْوَيَ الصَّالِحِ مِنْ مَرْضَاتِكَ، فَاِنِّي لاَ اَقْدِرُ لِنَفْسِي دَفْعًا، وَلاَ اَمْلِكُ لَهَا نَفْعًا
Ilâhî bika ‘alayka illâ alhaqtanî bimahalli ahli thâ’atika, wal matswash shâlihi min mardhâika, fainnî lâ aqdiru linafsî daf’â, wa lâ amliku lahâ naf’â.

Tuhanku, karena-Mu dan hanya dengan ketentuan-Mu
Engkau masukkan daku pada tempat orang yang mentaati-Mu
dan tempat yang baik dari keridhaan-Mu
karena aku tidak mampu melindungi diriku
dan tidak sanggup memberikan manfaat padanya

اِلَهِى اَنَا عَبْدُكَ الضَّعِيفُ الْمُذْنِبُ، وَمَمْلُوكُكَ الْمُنِيبُ، فَلاَ تَجْعَلْنِي مِمَّنْ صَرَفْتَ عَنْهُ وَجْهَكَ، وَحَجَبَهُ سَهْوُهُ عَنْ عَفْوِكَ
Ilâhî ana ‘abdukadh dha’îful mudznib, wa mamlûkukal munîb, falâ taj’alnî mimman sharafta ‘anhu wajhaka, wa hajabuhu sahwuhu ‘an ‘afwika.

Tuhanku, akulah hamba-Mu yang lemah penuh dosa
dan milik-Mu yang penuh noda
janganlah Engkau jadikan daku termasuk
orang yang Engkau palingkan wajah-Mu daripadanya
dan yang kelalaiannya telah menghalangi dari maaf-Mu

اِلَهِى هَبْ لِي كَمَالَ اْلانْقِطَاعِ اِلَيْكَ، وَاَنِرْ اَبْصَارَ قُلُوبِنَا بِضِيَاءِ نَظَرِهَا اِلَيْكَ، حَتَّى تَخْرِقَ اَبْصَارُ الْقُلُوبِ حُجُبَ النُّور،ِ فَتَصِلَ اِلى مَعْدِنِ الْعَظَمَةِ، وَتَصِيرَ اَرْوَاحُنَا مُعَلَّقَةً بِعِزِّ قُدْسِكَ
Ilâhî hablî kamâlal inqithâ’I ilayka, wa anir abshâra qulûbinâ bidhiyâi zharihâ ilayka, hattâ takhriqa abshârul qulûbi hujaban nûr, fatashila ilâ ma’danil ‘azhamah, wa tashîra arwâhunâ mu’allaqatan bi’izzi qudsika.

Tuhanku, anugrahkan kepadaku kesempurnaan kebergantungan kepada-Mu
terangilah pandangan hati kami dengan cahaya penghilatan kepada-Mu
sehingga mata hati kami menyobekkan tirai-tirai cahaya
dan mengantarkan kami pada mahligai kebeseran-Mu
dan arwah kami bergantung pada keagungan kesucian-Mu

اِلَهِى وَاْجَعَلْنِي مِمَّنْ نَادَيْتَهُ فَاَجَابَكَ، وَلاَحَظْتَهُ فَصَعِقَ لِجَلاَلِكَ، فَنَاجَيْتَهُ سِرّاً وَعَمِلَ لَكَ جَهْرًا
Ilâhî waj’alnî mimman nâdaytahu fa ajâbaka, wa lâhazhtahu fasha’iqa lijalâlika, fanâjaytahu sirran wa ‘amala laka jahran.

Tuhanku, jadikan daku orang yang Kau panggil dia dan dia menjawab panggilan-Mu
yang Kau perhatikan dia, sehingga ia bergetar karena kebesaran-Mu
Engkau sambut dia secara rahasia dan ia beramal karena-Mu secara terbuka

اِلَهِى لَمْ اُسَلِّطْ عَلَى حُسْنِ ظَنِّي قُنُوطَ اْلاِيَاسِ، وَلاَ انْقَطَعَ رَجَائِي مِنْ جَمِيلِ كَرَمِكَ
Ilâhî lam usallith ‘alâ husni zhannî qunûthal iyâs, wa lanqatha’a rajâî min jamîli karamika.
Tuhanku, aku tidak biarkan keputusasaan mengalahkan sangka baikku kepada-Mu
 dan tidak berputus harapanku akan keindahan kemurahan-Mu

اِلَهِى اِنْ كَانَتِ الْخَطَايَا قَدْ اَسْقَطَتْنِي لَدَيْكَ، فَاصْفَحْ عَنِّي بِحُسْنِ تَوَكُّلِي عَلَيْكَ
Ilâhî in kânatil khathâyâ qad asqathatnî ladayka, fashfah ‘annî bihusni tawakkulî ‘alayka.
Tuhanku, jika kesalahan telah menjatuhkan aku dari sisi-Mu
maka maafkanlah daku dengan seluruh kepasrahanku kepada-Mu

اِلَهِى اِنْ حَطَّتْنِي الذُّنُوبُ مِنْ مَكَارِمِ لُطْفِكَ، فَقَدْ نَبَّهَنِي الْيَقينُ اِلَى كَرَمِ عَطْفِكَ
Ilâhî in haththatnidz dzunûbu min makârimi luthfika, faqad nabbahanil yaqînu ilâ karami ‘athfika.
Tuhanku, jika dosa-dosa melemparkan aku dari kemuliaan anugrah-Mu
keyakinan telah mengangkatku kepada kemurahan kasih-Mu

اِلَهِى اِنْ اَنَامَتْنِى الْغَفْلَةُ عَنِ اْلاِسْتِعْدَادِ لِلِقَائِكَ، فَقَدْ نَبَّهَنِي الْمَعْرِفَةُ بِكَرَمِ آلاَئِكَ
Ilâhî in anâmatnil ghaflata ‘anil isti’dâdi liliqâika, faqad nabbahanil ma’rifatu bikarami âlâika.
Tuhanku, jika kelalaian telah menidurkan daku
dari persiapan untuk menemui-Mu
 telah mambangunkan aku
 pengtahuan akan kemurahan anugrah-Mu

اِلَهِى اِنْ دَعَانِي اِلَى النَّارِ عَظِيْمُ عِقَابِكَ، فَقَدْ دَعَانِي اِلَى الْجَنَّةِ جَزِيلُ ثَوَابِكَ
Ilâhî in da’ânî ilan nâri ‘azhîmu ‘iqâbika, faqad da’ânî ilal jannati jazîlu tsawâbika.
Tuhanku, jika besarnya hukuman-Mu telah memanggilku ke neraka
 limpahan karunia-Mu telah memanggilku ke surga

اِلَهِى فَلَكَ اَسْأَلُ وَاِلَيْكَ اَبْتَهِلُ وَاَرْغَبُ، وَاَسْاَلُكَ اَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَاَنْ تَجْعَلَنِي مِمَّنْ يُدِيمُ ذِكَرَكَ، وَلاَ يَنْقُضُ عَهْدَكَ، وَلاَ يَغْفُلُ عَنْ شُكْرِكَ، وَلاَ يَسْتَخِفُّ بِاَمْرِكَ
Ilâhî falaka as-alu wa ilayka abtahilu wa arghabu, wa as-aluka an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, wa an taj’alanî mimman yudîmu dzikraka, wa lâ yanqudhu ‘ahdaka, wa lâ yaghfulu ‘an syukrika, wa lâ yastakhiffu bamrika.

Tuhanku, kepada-Mu aku bermohon, kepada-Mu aku berpasrah dan berserah diri
Aku bermohon kepada-Mu agar Kau sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
Aku bermohon kepadamu agar Kau jadikan aku
termasuk orang yang selalu berzikir kepada-Mu, tidak melanggar perjanjian-Mu
tidak lalai dari bersyukur pada-Mu, tidak menganggap enteng perintah-Mu

اِلَهِى وَاَلْحِقْنِي بِنُورِ عِزِّكَ اْلاَبْهَجِ، فَاَكُونَ لَكَ عَارِفًا، وَعَنْ سِوَاكَ مُنْحَرِفًا، وَمِنْكَ خَائِفًا مُرَاقِبًا، يَا ذَالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد رَسُولِهِ وَآلِهِ الطَّاهِرينَ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا
Ilâhî wa alhiqnî binûri ‘izzikal abhaj, wa akûna laka ‘ârifan, wa ‘an siwâka munharifâ, wa minka khâifan murâqibâ, yâ Dzal jalâli wal ikrâm, wa shallallâhu ‘alâ Muhammadin rasûlihi wa âlihith thâhirîna wa sallama taslîman katsîrâ.

Tuhanku, gabungkan aku dengan cahaya keagungan-Mu yang cemerlang
sehingga aku menjadi orang yang mengenal-Mu dan berpaling dari selain-Mu
serta takut dan selalu merasa diawasi-Mu, wahai Pemilik keagumgan dan kebaikan.

Semoga Allah menyampaikan shalawat kepada Muhammad rasul-Nya dan keluarganya yang suci dan semoga Allah melimpahkan salam kepadanya sebanyak-banyaknya. 

(Mafâtihul Jinân, bab2, bulan Sya’ban)
Yang berminat ini secara lengkap, berikut teks arab dan transliterasi Arab-Latin, silahkan download di sini



No comments:

Post a Comment